حَدَّثَنَا يَحْيَى
بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ وَابْنُ حُجْرٍ قَالُوا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ وَهُوَ
ابْنُ جَعْفَرٍ عَنْ أَبِي سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ
النَّارِ وَصُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ
Dari Abu Huroiroh RA,
bahwa Rosululloh SAW bersabda: “Bila bulan Romadhon tiba, maka dibukalah
pintu-pintu surga, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan pun dirantai /
dibelenggu.” (HR Muslim K. Shoum)
Dari penjelasan yang
pernah saya terima, penjelasan tentang setan yang dirantai / dibelenggu ada dua.
Yang pertama, adalah
makna asli, yaitu memang setan dibelenggu. Namun tidak semua setan yang
dibelenggu. Yang kedua, adalah makna yang tersembunyi, yaitu bahwa gerakan
setan dibatasi
Sandaran haditsnya
saya cari-cari, ada di Sunan Abu Daud:
:حَدَّثَنَا أَحْمَدُ
بْنُ شَبُّوَيْهِ الْمَرْوَزِيُّ حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا
مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عَلِيِّ بْنِ حُسَيْنٍ عَنْ صَفِيَّةَ قَالَتْ
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُعْتَكِفًا
فَأَتَيْتُهُ أَزُورُهُ لَيْلًا فَحَدَّثْتُهُ ثُمَّ قُمْتُ فَانْقَلَبْتُ فَقَامَ
مَعِي لِيَقْلِبَنِي وَكَانَ مَسْكَنُهَا فِي دَارِ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ فَمَرَّ
رَجُلَانِ مِنْ الْأَنْصَارِ فَلَمَّا رَأَيَا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَسْرَعَا فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى
رِسْلِكُمَا إِنَّهَا صَفِيَّةُ بِنْتُ حُيَيٍّ قَالَا سُبْحَانَ اللَّهِ يَا
رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنْ الْإِنْسَانِ مَجْرَى
الدَّمِ فَخَشِيتُ أَنْ يَقْذِفَ فِي قُلُوبِكُمَا شَيْئًا أَوْ قَالَ شَرًّا
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى بْنِ فَارِسٍ حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ
أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ بِإِسْنَادِهِ بِهَذَا قَالَتْ حَتَّى
إِذَا كَانَ عِنْدَ بَابِ الْمَسْجِدِ الَّذِي عِنْدَ بَابِ أُمِّ سَلَمَةَ مَرَّ
بِهِمَا رَجُلَانِ وَسَاقَ مَعْنَاهُ
Dari Shofiyyah, dia
berkata; Rosululloh SAW beri’tikaf, kemudian aku datang menjenguk beliau pada
malam hari. Lalu aku mengajak beliau berbicara kemudian berdiri dan kembali.
Lalu beliau berdiri bersamaku untuk mengantarku. Tambahan: tempat tinggal
Shofiyyah adalah di rumah Usamah bin Zaid.
Kemudian terdapat dua
orang laki-laki anshor yang lewat. Kemudian saat mereka melihat Nabi SAW, maka
mereka mempercepat jalan. Lalu Nabi SAW bersabda: “Perlahanlah berjalan. Dia
adalah Shofiyyah binti Huyai.” Mereka berkata; Subhanalloh wahai Rasulullah.
Beliau bersabda:
“Sesungguhnya setan berjalan pada diri manusia melalui tempat mengalirnya
darah. Aku khawatir ia akan melemparkan sesuatu -atau beliau mengatakan:
keburukan- pada hati kalian berdua.” –al-hadits (Sunan Abu Daud,
K.Shoum).
Shofiyyah adalah istri
Nabi Muhammad yang sebelumnya merupakan tahanan sewaktu perang Khoibar, istri
seorang pangeran yang baru saja diangkat menjadi raja saat umat Islam mengajak
Islam ke Khoibar, namun tidak mau masuk Islam. Akhirnya diperangi, dan
Shofiyyah diperistri oleh Nabi Muhammad dengan mas kawin berupa pembebasannya.
Hadits di atas
merupakan hadits tentang i’tikaf, yang dimasukkan pada Bab Puasa, dan
diletakkan oleh Imam Abu Daud di hadits-hadits tentang 10 malam akhir di bulan
Romadhon, sehingga sangat besar kemungkinan kisah ini terjadi pada bulan
Romadhon.
Di hadits di atas,
Sofiyyah berkunjung ke masjid, namun tidak ikut i’tikaf (mungkin sedang haidh),
kemudian Nabi mengantar Shofiyyah. Ternyata ada dua orang Anshor yang melihat
mereka berdua. Mungkin karena waktu itu gelap, mereka tidak tahu bahwa wanita
tersebut adalah Shofiyyah, salah satu istri Nabi. Nabi, yang mengetahui bahwa
ada orang yang melihat, dan khawatir kedua orang tersebut suudzon, bersabda
bahwa yang memberikan perasaan su’udzon tersebut adalah setan.
Dari sini bisa diambil
kesimpulan, bahwa pada saat Romadhon, tidak semua setan diikat, atau bisa juga
bahwa gerakan setan dibatasi, tidak seperti pada bulan-bulan yang lain.
Wallohu a’lam.
0 komentar:
Post a Comment