Sunday, 17 May 2015

13 Tahun Tidak Mengucapkan Selamat Natal


Ini contoh yang baik yang bisa diteladani. Tigabelas tahun selama jadi mantu dari mertua non muslim tak pernah sama sekali ucapkan selamat Natal.
Kami mendapatkan pesan dari seorang ibu seperti ini:
“Alhamdulillah sdh 13 thn sy tingal dng mertua yg nasrani, tp sy ngak pernah repot2 utk mengucapkan selamat utk hari raya mrk jg anak2 sy tak pernah sy ajar kan utk mengucapkan nya dan sy merasa nyaman sj”
Ini yang tidak satu rumah kok malah lebih luar biasa sikapnya pada non muslim? Padahal lihat contoh ibu di atas, ini satu rumah dengannya dan setiap hari bertemu, bukan hanya sekedar teman kantor atau teman di kelas.
Apa tak takut murka Allah yah?
Ingat, makna toleransi adalah tak ambil peduli dengan ibadah non muslim dan tak turut campur dalam perayaan mereka, termasuk mengucapkan selamat. Itulah makna toleransi dalam Islam.
Jika natal itu memperingati kelahiran Yesus, berarti Natal itu memperingati kelahiran anak Tuhan. Itu berarti seorang muslim yang mengucapkan selamat natal pada teman atau rekan kerjanya sama saja mengucapkan, “Selamat atas kelahiran anak Tuhan.” Lantas pantaskah seorang muslim bersikap seperti itu?
Jelas tidak. Seorang muslim benar-benar menjauhi mengucapkan selamat seperti itu. Apalagi itu mengandung kekufuran. Kita pun tahu maksud kata selamat, yaitu mendoakan diselamatkan dari berbagai kejelekan. Apa itu pantas diucapkan pada orang yang melakukan kekufuran?
Jika ada yang menyatakan Tuhan punya anak, itu jelas perkataan kufur. Ini sudah jadi dalil bahwa mengucapkan selamat natal itu haram. Allah Ta’ala berfirman,
وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا (88) لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْئًا إِدًّا (89) تَكَادُ السَّمَوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الْأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا (90) أَنْ دَعَوْا لِلرَّحْمَنِ وَلَدًا (91) وَمَا يَنْبَغِي لِلرَّحْمَنِ أَنْ يَتَّخِذَ وَلَدًا (92)
Dan mereka berkata: “Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.” Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka menda’wakan Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.” (QS. Maryam: 88-92)
Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah

0 komentar:

Post a Comment