Sifat Shalat Nabi (27): Di Tasyahud
Akhir, Berdoa Agar Rajin Berdzikir dan Bersyukur
Di
tasyahud akhir, ada doa yang dituntunkan yang bisa kita baca dan semestinya
dihafalkan, yaitu doa meminta pada Allah untuk rajin berdzikir, bersyukur dan
bagus dalam ibadah.
Dari
Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah memegang tangannya lalu
berkata,
يَا مُعَاذُ وَاللَّهِ إِنِّى لأُحِبُّكَ
وَاللَّهِ إِنِّى لأُحِبُّكَ
“Wahai
Mu’adz, demi Allah, sesungguhnya aku mencintaimu, sungguh aku mencintaimu.”
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam selanjutnya bersabda,
أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لاَ تَدَعَنَّ فِى
دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ تَقُولُ اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ
وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“Aku
memberikanmu nasehat, wahai mu’adz. Janganlah engkau tinggalkan saat di
penghujung shalat (di akhir shalat setelah sama) bacaan doa: Allahumma a’inni
‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatik (Ya Allah, tolonglah aku dalam
berdzikir, bersyukur dan beribadah yang baik pada-Mu).”
Disebutkan
di akhir hadits,
وَأَوْصَى بِذَلِكَ مُعَاذٌ
الصُّنَابِحِىَّ وَأَوْصَى بِهِ الصُّنَابِحِىُّ أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ.
“Mu’adz
mewasiatkan seperti itu pada Ash Sunabihi. Lalu Ash Shunabihi mewasiatkannya
lagi pada Abu ‘Abdirrahman.” (HR. Abu Daud no. 1522 dan An Nasai no. 1304. Al
Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
Ada
tiga permintaan yang diminta dalam doa ini.
Pertama,
meminta pada Allah agar dimudahkan berdzikir. Di sini bisa berupa membaca Al
Quran, memuji Allah, menyibukkan diri dengan ilmu yang bermanfaat, dan semacam
itu. Lantas kenapa dzikir didahulukan dari syukur? Karena jika seseorang tidak
berdzikir berarti ia tidak bersyukur pada Allah. Allah Ta’ala berfirman,
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا
لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat
(pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari
(nikmat)-Ku.” (QS. Al Baqarah: 152).
Kedua,
meminta pada Allah untuk rajin bersyukur. Syukur adalah menampakkan bekas
nikmat Allah pada lisan hamba-Nya sebagai bentuk pujian, juga ada bentuk
pengakuan dalam hati dan diwujudkan dengan ketundukkan pada anggota badan.
Disebut syukur tentu saja dengan memanfaatkan nikmat tersebut untuk ketaatan
yang dicintai dan diridhai oleh Allah, serta menjauhkan diri dari maksiat
pada-Nya.
Ketiga,
meminta pada Allah supaya bisa beribadah dengan baik. Yang dimaksud ibadah yang
baik adalah ibadah yang ikhlas dan ibadah yang sesuai tuntunan.
Dalam
hadits disebutkan bahwa doa tersebut dibaca di dubur shalat. Dubur shalat itu
bisa berarti sebelum salam, bisa pula sesudah salam. Namun yang lebih tepat di
sini adalah sebelum salam karena dua alasan:
·
Dubur shalat itu adalah ujungnya sesuatu
dan masih merupakan bagian dari sesuatu tersebut, sehingga lebih tepat
dimaknakan dubur shalat di sini adalah di akhir shalat sebelum salam.
·
Sebelum salam itu adalah tempatnya doa.
Namun kalau lupa dilakukan sebelum salam, maka bisa memilih sesudah salam
karena sama-sama disebut dubur shalat.
Semoga
bermanfaat, moga doanya bisa dihafalkan dan dipraktekkan. Moga Allah memberikan
kita kemudahan dalam berdzikir, bersyukur dan beribadah.
0 komentar:
Post a Comment