Prinsip berharga dalam beragama, hendaklah yang diikuti bukanlah orang yang hidup namun orang yang telah tiada. Karena yang hidup tidaklah aman dari fitnah, sekarang ia beriman, bisa jadi besok malah jadi penduduk neraka?
Lalu siapa yang diikuti?
‘Ali radhiyallahu ‘anhu berkata,
إياكم والاستنان بالرجال ؛ فإن الرجل يعمل بعمل أهل الجنة ثم ينقلب لعلم الله فيه فيعمل بعمل أهل النار فيموت وهو من أهل النار ، وإن الرجل ليعمل بعمل أهل النار فينقلب لعلم الله فيه فيعمل بعمل أهل الجنة فيموت وهو من أهل الجنة ، فإن كنتم لا بد فاعلين فبالأموات لا بالأحياء
“Hati-hatilah dalam mengikuti seseorang.
Karena seseorang bisa nampak beramalan seperti amalan penduduk surga kemudian karena ketentuan Allah, ia menjadi beramal dengan amalan penduduk neraka lalu ia mati sebagai penduduk neraka.
Ada orang pula yang beramal dengan amalan penduduk neraka kemudian karena ketentuan Allah, ia menjadi beramal dengan amalan penduduk surga lalu ia mati sebagai penduduk surga.
Jika engkau ingin mengikuti, ikutilah yang telah tiada, bukan yang masih ada (hidup).” (Jami’ Bayan Al ‘Almi wa Fadhlih, 2: 168).
Berarti yang lebih pantas diikuti adalah salafush shalih yang telah tiada mendahului kita. Salafush shalih adalah generasi sahabat yang merupakan generasi terbaik dari umat ini dan mereka berpegang teguh kuat pada kebenaran. Untuk saat ini, ikutilah para ulama dan para ustadz yang prinsipnya adalah memegang Islam yang murni yang sesuai pemahaman salafush shalih. Baca: Mengenal Salaf dan Salafi
Semoga kita semua dimudahkan untuk mengikuti jalan salafush shalih.
Wallahu waliyyut taufiq
0 komentar:
Post a Comment